Mengapa Shadow IT Bisa Membahayakan Data Perusahaan?

Di era digital yang serba cepat, fenomena shadow IT semakin umum terjadi di berbagai perusahaan dan organisasi. Karyawan kerap menggunakan aplikasi tanpa sepengetahuan tim IT, yang bisa mengancam keamanan data perusahaan. Tanpa kontrol yang tepat, shadow IT bisa menjadi celah bagi pelanggaran data dan serangan siber yang serius.
Apa Itu Shadow IT
Shadow IT merujuk pada penggunaan sistem, perangkat, perangkat lunak, atau layanan TI oleh individu atau departemen tanpa persetujuan atau pengawasan dari tim IT resmi perusahaan. Contoh dari shadow IT termasuk penggunaan aplikasi cloud seperti Google Drive, Dropbox, WhatsApp Web, atau bahkan software CRM yang diakses tanpa izin.
Celah ini sering muncul karena dorongan untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat proses kerja, atau sekadar mencari solusi yang lebih user-friendly. Namun, tanpa standarisasi dan keamanan yang diawasi oleh tim IT dan dapat menimbulkan risiko besar bagi integritas dan keamanan data perusahaan.
Bahaya Shadow IT Bagi Perusahaan
Setelah memahami definisinya, kini saatnya menelaah berbagai ancaman yang dapat ditimbulkan oleh praktik shadow IT di lingkungan perusahaan.
1. Ancaman Keamanan Data
Tanpa kontrol dari tim IT, aplikasi yang digunakan seringkali tidak memiliki sistem enkripsi atau perlindungan data yang memadai. Ini membuat data perusahaan sangat rentan terhadap kebocoran, pencurian, atau manipulasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
2. Kepatuhan terhadap Regulasi Menjadi Terabaikan
Banyak industri memiliki standar dan regulasi ketat mengenai pengelolaan data seperti GDPR, HIPAA, atau ISO 27001. Shadow IT membuat perusahaan sulit melacak dan mengelola data secara konsisten, sehingga berisiko melanggar regulasi yang dapat berujung pada denda besar atau sanksi hukum.
3. Integrasi Sistem Menjadi Sulit
Sistem yang digunakan tanpa persetujuan IT tidak selalu kompatibel dengan infrastruktur teknologi yang ada. Hal ini dapat menyebabkan konflik dalam integrasi data, memperlambat proses kerja, dan meningkatkan risiko terjadinya error atau data loss.
4. Meningkatkan Risiko Malware dan Serangan Siber
Aplikasi yang diinstal tanpa proses validasi dari tim IT lebih rentan mengandung malware atau digunakan sebagai pintu masuk bagi peretas. Ini bisa menjadi titik lemah yang membuka akses ke seluruh sistem jaringan perusahaan.
5. Ketidakefisienan dan Duplikasi Data
Ketika banyak karyawan menggunakan alat atau sistem yang berbeda-beda tanpa koordinasi, kemungkinan besar akan terjadi duplikasi data, inkonsistensi informasi, dan ketidakefisienan proses kerja yang menghambat produktivitas organisasi.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Tenaga Outsourcing Pilihan Terbaik Saat Ini
Cara Mencegah Shadow IT
Mencegah shadow IT tidak harus bersifat represif. Dengan pendekatan strategis dan edukatif, perusahaan bisa meminimalkan risiko tanpa menghambat produktivitas karyawan.
1. Edukasi Karyawan
Langkah pertama yang penting adalah memberikan pelatihan kepada karyawan tentang risiko shadow IT. Mereka perlu memahami pentingnya menggunakan sistem resmi demi keamanan dan keberlangsungan operasional perusahaan.
2. Sediakan Alat dan Aplikasi yang Andal
Sering kali shadow IT muncul karena karyawan merasa sistem resmi tidak cukup fleksibel atau user-friendly. Pastikan perusahaan menyediakan tools yang memenuhi kebutuhan kerja karyawan agar mereka tidak mencari alternatif sendiri.
3. Gunakan Sistem Pemantauan Jaringan
Dengan menggunakan tools pemantauan jaringan, tim IT dapat mendeteksi aplikasi atau perangkat yang tidak sah dalam sistem. Ini memungkinkan tindakan pencegahan lebih cepat sebelum shadow IT berkembang menjadi ancaman.
4. Buat Kebijakan Teknologi Informasi yang Jelas
Kebijakan TI yang tertulis dan mudah dipahami sangat penting. Kebijakan ini harus mencakup larangan penggunaan sistem tidak resmi serta panduan untuk mengajukan permintaan penggunaan teknologi baru yang aman dan sesuai standar.